November 13

HALLO UNIVERSITAS GADJAH MADA

HALLO UNIVERSITAS GADJAH MADA

Namaku Sintia. Untuk lebih lengkapnya, namaku Sintia Asih Murni. Aku seorang perempuan yang lahir di Jakarta Barat, pada hari minggu, tanggal 20 September 1998.  Aku bersekolah di SDN Pegadungan 13 Pagi. Tapi hanya sampai kelas dua SD saja. Selanjutnya aku melanjutkan pendidikan SD-ku di SDN Semanan 08 Pagi. Lulus SD, aku niat masuk SMPN 205 Jakarta, tapi ternyata aku berakhir di SMPN 187 Jakarta.  Lulus SMP, aku niat masuk SMAN 84 Jakarta, tapi ternyata aku berakhir di SMAN 33 Jakarta.  Lulus SMA, aku niat kuliah di IPB jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata ataupun Silvikultur….. dan ternyata aku berakhir di Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kehutanan, Jurusan S1 Kehutanan.

Semua yang aku bayangkan di awal, memang selalu berbeda di akhir. Terkadang aku bingung mengapa hal ini terjadi. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Setelah aku identifikasi lebih akan hal itu, aku tau makna rahasia dibaliknya. Semua itu karena Allah memberikan hal yang lebih baik untukku. Lebih dari sebuah keinginan, tapi Allah memberikan sebuah keajaiban untukku. Keajaiban yang aku dapat dengan kerja kerasku dan doa orang-orang yang menyayangiku, yang tiada ku kira hasilnya akan sebesar ini.

Universitas Gadjah Mada… Akhirnya aku raih dan aku menjadi bagian darinya saat ini. Dan pula akhirnya aku bagian dari ‘Korsa sama rata’-nya Fakultas Kehutanan.

Bercerita tentang minggu-minggu pertamaku di Universitas Gadjah Mada akan menjadi cerita yang sangat panjang. Karena berjuta untaian kata-kata indah ingin kuungkapkan. Berjuta memori dan kenangan manis ingin ku lukiskan. Dan berjuta suara tawa bahagia ingin ku rekam dan ku tunjukkan pada dunia.

Aku akan membocorkan semua kenangan indah itu. Akan kubiarkan dunia tahu, dan ikut merasakan betapa aku bahagia atasnya.

Inilah kisahku…. Kisah aku menapaki jejak langkahku di Fakultas Kehutanan dan Universitas Gadjah Mada.

HALLO RATNANINGSIH SAGAN RESIDENCES

Bukan soal SMA atau Universitasku saja yang aku dapat di luar bayanganku. Tapi soal tempat tinggalku juga. Semenjak diumumkan di terima di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, aku langsung membayangkan ngekost berdua dengan teman. Tinggal di suatu tempat yang asing bagiku (maklum…aku belum pernah ke Jogja) membuat aku tidak ingin tinggal sendirian. Oleh sebab itu, aku langsung mencari teman yang bisa aku ajak kost bareng. Selain untuk urusan keamanan, dan ada yang menjagaku ketika aku sakit atau perlu bantuan, alasan aku tidak ingin kost sendiri adalah agar orang tuaku tidak membayar uang sewa yang mahal untuk perbulannya. Aku tidak ingin menjadi beban untuk keluarga. Orang tuaku punya tiga anak lagi yang harus mereka rawat selain aku. Biaya kuliah, biaya makan, dan biaya tempat tinggal, harus aku usahakan agar mereka tidak terlalu terbebani.

Setelah pencarian ‘teman kost’ lewat grup Rimbawan 2016. Aku akhirnya sepakat dengan gadis Lombok bernama Lestari Handayani untuk kost bareng. Lama aku bercerita dengan dia, hingga aku gak sadar kalau aku tidak tidur karena asik bercerita dengan dia. Maklum, punya teman pertama di perkuliahan membuatku sedikit merasa berbeda, terlebih bukan dari daerah yang sama denganku. Aku yang biasa bilang ‘lu-gua’ dan lestari yang biasa bilang ‘saya-kamu’ membuat kita perlu menyesuaikan secara perlahan kebiasaan bicara kita masing-masing. Setelah cukup akrab, aku dan lestari menerima tawaran dari pria bernama galih. Galih memberikan aku dan lestari rekomendasi tempat kost. Setelah beberapa pertimbangan, aku dan lestari tidak menerima tawaran tersebut. Dan kita mencari ulang tempat yang bisa dijadikan tempat tinggal ‘bersama’ di Jogja.

Allah tidak menghendaki, dan apa daya aku dibuatnya. Lestari mengabarkan bahwa dia tidak bisa ngekost bareng sama aku. Karena orang tuanya sudah memilih kost untuk dia. Hal ini membuat aku harus mencari kost yang murah atau teman kost baru. Entah iseng atau apa, aku mencari tahu tentang asrama UGM. Ternyata asrama UGM biayanya terjangkau, ini diluar informasi yang lestari kasih tau. Sebelumya, lestari bilang kalau asrama UGM 750 ribu perbulan. Dan aku memutuskan tidak memilih asrama karena biayanya yang cukup mahal. Tapi setelah aku tau harga itu untuk mahasiswa luar negeri, dan untuk mahasiswa dalam negeri terbuka dengan harga 350-450 ribu, membuat aku segera mencari info asrama yang masih tersedia.

Aku daftar di asrama Ratnaningsih Sagan, karena asrama Bulaksumur yang lebih dekat dengan Fakultas Kehutanan sudah penuh, begitupula dengan asrama Kinanti. Tapi menurutku tidak masalah, karena pasti tidak akan jauh banget, karena asrama Ratnaningsih Sagan masih milik UGM. Maklum aku belum pernah ke Jogja, dan ketika aku datang ke Jogja, aku harus sudah mempunyai tempat tinggal, jadi aku tidak bisa melihat kondisi langsungnya. Sesampainya aku di asrama Ratnaningsih Sagan, aku takjub dibuatnya. Entah faktor karena pertama kali ke Jogja, atau pertama kali dateng ke asrama, aku tidak tahu. Tapi aku memang kagum dengan asrama Ratnaningsih Sagan. Tempatnya lebih indah daripada foto yang kulihat di web UGM. Dekorasinya sungguh unik dan tradisional. Bahkan di gerbang pintu masuk, ada papan informasi bahwa asrama ini salah satu peninggalan aset budaya. Dan aku tidak menyangka aku akan tinggal didalamnya.

Aku tinggal di ruang 7 ; berada di lantai satu, kamar kedua setelah lorong, dan depan halaman jemuran asrama. Sesampainya aku di kamar, ternyata ada yang sudah memesan tempat di pojok dekat tembok, dan karena aku takut di bagian pinggir, aku memilih tempat tidur yang tengah. Dan disinilah aku mulai menjadikan tempat ini sebagai rumah keduaku.

Oh iya, aku lupa memberi tahu bahwa aku dapat pinjaman sepeda asrama loohhh. Ini salah satu fasilitas dari Asrama Ratnaningsih Sagan UGM. Keren kan keren kan??!! Hehe… Karena di pinjami sepeda asrama, aku bisa kuliah tanpa khawatir akan kendaraan lagi deh… maklum, namanya juga anak rantau hehe.

1470570055029 1470570506118

Foto diatas itu, foto aku sama temen sekamarku. Aku sekamar dengan Sarah dari FKG dan Bella dari FTP.

HALLO PPSMB PALAPA 2016

Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru atau PPSMB adalah acara yang ditujukan untuk menyambut mahasiswa/i baru dan mengenalkan lingkungan Universitas Gadjah Mada. Di PPSMB Palapa 2016, 6 hari aku lewati dengan suka cita yang ‘LUAR BIASA’. Sampai sekarang aku masih mengingat bagaimana menakjubkannya rangkaian demi rangkaian dari kegiatan PPSMB palapa tersebut, apalagi pada saat closing ceremony yang sangat luar biasa menginspirasi para mahasiswa Indonesia.

Sebelum PPSMB palapa, ada gladi bersih tepatnya pada tanggal 31 Agustus 2016. Aku ingat sekali hari itu, hari dimana aku jalan kaki dari asrama dan hanya mengandalkan GPS dari handphoneku saja. Karena aku bahkan sama sekali tidak tahu letak fakultasku dimana. Dan ternyata membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai ke Fakultas Kehutanan dari asrama.

Sesampainya di FKT (Fakultas Kehutanan), aku langsung mencari sosok Lestari. Dan dia sudah menungguku ternyata di depan auditorium. Selanjutnya kami masuk ke audit dan melaksanakan rangkaian acara perkenalan disana. Kami diberi arahan bagaimana proses PPSMB dan diberi tahu juga kelompok untuk PPSMB Fakultas. Dan aku masuk kedalam kelompok Shorea leprosula (Meranti merah), dengan ka Farras dan ka Adit sebagai pemandunya.

Selesai pembinaan di Fakultas masing-masing, seluruh mahasiswa UGM diarahkan ke GSP untuk gladi bersih di lapangan. Kami, mahasiswa kehutanan menyanyikan Mars Kehutanan untuk pertama kalinya sambil berjalan menuju GSP dengan bangga. Kaka kelas yang sangat baik hati menyambut kami, ikut menemani kami sampai GSP dengan dentuman gendang yang membuat degup jantung berdetak lebih cepat seperti genderang mau perang.

Aku kelompok Suhardi Tjahjono 9, dimana ternyata kelompok Suhardi Tjahjono merupakan kelompok paling mayoritas diantara kelompok lainnya. Sedikit contoh, disaat kelompok lain anggotanya 100-200 orang, Suhardi Tjahjono sampai 500 lebih, dan itu membuat grup l*ne tidak mampu menampung. Selama gladi bersih, kami diarahkan bagaimana formasi closing ceremony dibuat.

          Gladi bersih selesai, dan saatnya PPSMB Palapa 2016 dimulai.

PPSMB Palapa 2016 dibuka dengan sangat meriah. Tiada rasa kagum terhenti dari diriku kepada Universitas Gadjah Mada. Bagaimana tidak, Universitas Gadjah Mada menampilkan berbagai jenis unit kegiatan mahasiswa yang luar biasa menarik dan bagus. Dan yang lebih menakjubkannya lagi, Universitas Gadjah Mada khusus memberikan persembahan kepada mahasiswa/i baru, sebuah atraksi terjun payung langsung oleh resimen UGM dan TNI-U dengan membawa beberapa banner untuk menyambut mahasiswa baru 2016.

1470041038793

Foto di atas adalah salah satu bukti bahwa Universitas Gadjah Mada memberikan persembahan terbaik untuk Mahasiswa Baru 2016. Bangga jadi bagian dari UGM 🙂

1470130826620

Foto diatas adalah foto anak-anak yang berisik dari Suhardi Tjahjono 9. Kelompok yang berasal dari antah berantah tapi kompak untuk manjadi satu. Bangga deh sama kaliannnn!!

Setelah kegiatan di lapangan, para mahasiswa baru pun di arahkan ke tempat fakultas yang sudah ditentukan, tempat diberikannya materi PPSMB. Aku yang bagian dari kelompok Suhardi Tjahjono 9, mendapat bagian di Sekolah Vokasi di lantai satu. Dua hari aku lewati bersama teman-teman dari berbagai jurusan dan fakultas, membuat aku mempunyai keluarga baru untuk pertama kalinya di Jogja. Beberapa dosen yang hadir, yang sudah di tentukan,  mengisi materi yang sangat bermanfaat dan tidak tergantikan oleh apapun. Kaka Cofass yang lucu-asyik-menggemaskan, membuat aku dan teman-temanku tetap semangat untuk mengikuti serangkaian acara PPSMB Universitas. Terlebih disaat-saat kita sudah mulai lelah, mereka mengajak kita bermain segala permainan yang sangat seru dan mengasyikkan. Permainan yang membuat mahasiswa baru lebih berinteraksi dan mengenal satu sama lain.

screenshot_2016-08-01-16-42-50-1

Setelah dua hari PPSMB Universitas, saatnya dua hari bersama PPSMB Fakultas. Aku bagian dari kelompok meranti merah, mulai bersemangat mengikuti rangkaian acara di Fakultas pilihanku. Hari pertama, kami lewati di dalam ruang, mendapatkan banyak informasi seputar Fakultas Kehutanan. Aku ingat sekali dosen bernama Pak Atus Syahbudin yang menjadi salah satu dosen pemateri. Beliau memberikan informasi yang sangat menarik dengan cara beliau yang unik.

Hari kedua di PPSMB Fakultas lebih seru dan menarik lagi. Karena kami menjelajahi Fakultas Kehutanan ruang demi ruang. Kami menelusuri ruang minat manajemen hutan, konservasi sumber daya hutan, silvikultur, dan tekhnologi hasil hutan. Di dalam ruang tersebut, kami di beri informasi mengenai alat-alat praktikum yang dipakai beserta penjelasan kegunaannya. Setelah itu kami akan diberikan kuis tentang materi yang sudah disampaikan. Dua kelompok akan bersaing untuk menjawab kuis tersebut. Yang lebih cepat akan diberi koin cokelat yang nantinya akan diakumulasikan jumlahnya, dan jumlah terbanyak dari semua kelompok akan mendapatkan hadiah.

Selesai jelajah ruang, kegiatan kedua tidak kalah menarik. Yaitu outbound di lembah UGM. Masing-masing kelompok diberikan arahan tentang jalur outbound yang akan dituju. Disetiap pos memiliki kegiatan yang berbeda. Games yang diberikan sangat seru dan mengasyikan, membuat semua peserta tertawa lepas dan melupakan rasa lelah yang sudah mulai menjalar diseluruh tubuh. Apabila suatu kelompok memenangkan games di suatu pos, ia akan diberikan amplop berisi balon yang belum ditiup. Jumlah balonnya pun berbada sesuai tingkatan pemenang. Biasanya, masing-masing post terdiri dari 3 kelompok. Dan terdapat juara satu dan dua. Juara satu mendapatkan 3 balon, dan juara dua kalau tidak salah mendapatkan 2 balon. Balon tersebut ternyata digunakan untuk membuat pohon balon, dan dari berbagai kelompok bekerja sama membangun pohon balon tersebut dengan balon yang sudah didapat dari hasil games yang sudah dimainkan.

1470305596426 1470305512543

Foto di atas itu foto Shorea leprosula, alias kelompok meranti merah kesayangan akuuuu 🙂 Mereka yang udah kompak banget sama aku dan bekerja sama sampai banting tulang buat menang dan paling ceria juga unyu-unyu… 🙂

1470487969283

Foto diatas adalah formasi luar biasa unik dan hebat dari mahasiswa baru fakultas kehutanan 2016. Rimbawan– Auwooooo~~~~

Setelah bermain outbound, kami mahasiswa baru Fakultas Kehutanan menuju lapangan untuk membuat formasi unik yang sudah direncanakan oleh para kaka kelas yang menjadi panitia PPSMB Fakultas. Kami diberikan masing-masing satu buah kertas asturo dengan warna hijau atau hitam. Kami bingung apa yang akan kami buat, ternyata kami membuat sebuah formasi daun yang sangat luar biasa. Daun dimana tempat terjadinya fotosintesis. Tempat oksigen di hasilkan oleh seluruh tanaman berjasa di dunia ini. Salah satu alasan mengapa kita sebagai makhluk hidup bisa bernapas sehingga tetap hidup di muka bumi ini. SESUATU yang seharusnya kita JAGA. Sesuatu yang seharusnya DILESTARIKAN. Bukan untuk diremehkan dan dipandang sebelah mata.

AKU BANGGA MENJADI MAHASISWA FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA!!

HIDUP MAHASISWA INDONESIA!!

November 3

KULIAH UMUM DENGAN DOSEN TAMU

Nama : Sintia Asih Murni

NIM : 16/398372/KT/08367

Dosen : Atus Syahbudin

Dosen Tamu : Dr. Thomas (Filipina) dan Mr. James (Amerika)

Tempat : Ruang multimedia Gedung A, Fakultas Kehutanan UGM

Waktu : Jumat, 28 Oktober 2016


KESAN MENGIKUTI KULIAH UMUM DENGAN DOSEN TAMU

Kuliah umum merupakan suatu perkuliahan yang mempunyai metode pembelajaran yang berbeda seperti biasanya. Pada umumnya kuliah umum di berikan untuk peserta umum dengan tujuan memberikan informasi spesial kepada khalayak umum tentang suatu fenomena atau permasalahan. Pembicara yang spesial juga merupakan ciri khas kuliah umum, baik pembicara yang dari dalam negeri atau luar negeri, pembicara yang memotivasi atau yang memberikan ilmu dalam suatu bidang.

Pada mata kuliah Fitogeografi, hari jumat tanggal 28 oktober 2016, menggunakan pembelajaran dengan kuliah umum yang mendatangkan pembicara dari luar negeri—Filipina. Pembicara tersebut adalah Dr. Thomas, yang khusus di datangkan oleh dosen (Pak Atus) untuk memberikan materi tentang materi dan metode pembelajaran mahasiswa di Filipina tentang ilmu kehutanan—Fitogeografi.

Kuliah umum ini memberikan kesan khusus untuk saya. Untuk pertama kalinya saya merasakan perkuliahan dengan dosen dari luar negeri adalah alasan pertama saya. Kedua, karena dosen memberikan materi menggunakan Bahasa Inggris, membuat saya menyadari betapa kurangnya kemampuan Bahasa Inggris saya, dan saya mempunyai tekad baru yaitu untuk lebih giat lagi belajar Bahasa Inggris. Ketiga, saya bersyukur dapat mengetahui metode pembelajaran di Filipina tentang Fitogeografi, membuat saya dapat membandingkan metode pembelajaran di negeri tersebut dengan negeri saya tercinta—Indonesia.

Kuliah umum ini memberikan begitu banyak informasi, ilmu, dan manfaat, diantaranya :

  • Informasi tentang keadaan hutan beserta macam-macam vegetasi berkayu yang ada di Filipina.
  • Belajar budaya Filipina, khususnya tentang Bahasa, meskipun hanya beberapa kosa kata.
  • Informasi bahwa mahasiswa Filipina menghapal 400 nama pohon (lokal, ilmiah, dan famili).
  • Menyadarkan dan memberi rasa semangat kepada mahasiswa untuk lebih mengasah kemampuan Bahasa Inggris.
  • Menyadari akan potensi hutan yang Indonesia miliki. Bahwa Indonesia memiliki sumber daya hutan yang sangat melimpah dan perlu di lestarikan.
  • Mengetahui dan bahkan dapat membuat sebuah strategi untuk dapat mempelajari ataupun menghapal jenis pohon beserta nama lokal, nama ilmiah, dan kategori familinya.

Dengan diadakannya kuliah umum ini, mahasiswa akan mempunyai banyak sekali kesan tersendiri yang merupakan suatu hal yang dapat dijadikan motivasi untuk lebih baik lagi.

Terima kasih kepada Pak Atus Syahbudin dan  Dr.Thomas yang sudah memberikan kuliah umum yang sangat menginpirasi untuk saya dan peserta lainnya. Saya harap, akan ada suatu kesempatan lagi bisa merasakan kuliah umum seperti ini.

 

 

 

STRATEGI MENGENALI DAN MENGINGAT SPESIES TUMBUHAN

Pada kuliah umum yang diberikan oleh Bapak Atus Syahbudin dan Dr.Thomas, beliau memberikan strategi atau cara mudah untuk mengenali dan mengingat spesies tumbuhan.

Dr. Thomas, seorang dosen di Filipina, mengatakan bahwa mahasiswa di Filipina memiliki metode belajar yang unik untuk mengenali dan mengingat spesies tumbuhan yang sudah ditetapkan, yaitu 400 jenis pohon. Metodenya adalah dengan wajib menghapal atau mengingat sejumlah jenis pohon di setiap pertemuan pada perkuliahan. Mahasiswa akan diberikan suatu test langsung atau tertulis tentang jenis pohon yang sudah di ingat. Dengan begitu, sampai seterusnya, secara kumulatif mahasiswa akan mengetahui 400 jenis pohon tersebut.

Tidak berbeda dari Filipina, Indonesia khususnya Universitas Gadjah Mada memberikan strategi untuk mengenali dan mengingat spesies tumbuhan. Yaitu dengan praktikum yang memberikan langsung contoh preparat atau mengamati langsung preparat dari suatu jenis pohon yang akan di kenal dan di ingat. Metode ini terbukti efektif, karena bukan hanya sekedar teori untuk mengenali dan mengingat spesies tumbuhan, tetapi juga mengetahui secara langsung dan membuat mahasiswa dapat mengidentifikasi secara langsung pula jika bertemu suatu jenis pohon.

Universitas Gadjah Mada membuat strategi baru untuk mengenali dan mengingat spesies tumbuhan. Fakultas Kehutanan bekerja sama dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam untuk membuat suatu aplikasi bernama ‘Biodiversitas UGM’. Aplikasi ini dibuat dengan tujuan mahasiswa UGM atau masyarakat umum dapat mengenali dan mengingat secara mudah suatu jenis pohon. Aplikasi ini dibuat terinspirasi dari gaya hidup masyarakat saat ini, yaitu memudahkan segala hal dengan gadget. Gadget khususnya handphone, menjadi suatu benda yang selalu dibawa oleh masyarakat dimana pun dan kapan pun. Oleh karena itu, aplikasi ini diciptakan, agar mahasiswa dapat membukanya dimana pun dan kapan pun. Dan hal ini akan memudahkan untuk mengenali dan mengingat berbagai jenis pohon. Diharapkan bahwa aplikasi ini dapat bermanfaat sesuatu tujuan di ciptakannya. Oleh karena itu, pengembangan dan perbaruan juga perlu di lakukan pada aplikasi ini.

Selain strategi yang sudah di jelaskan, saya mempunyai strategi saya sendiri. Pertama, menurut saya dengan metode aplikasi memang efektif dan efisien, tetapi terdapat beberapa kerugian dan kekurangan. Karena digunakan menggunakan benda yang mengeluarkan radiasi cahaya yang berbahaya untuk mata jika secara terus menerus dan handphone juga memiliki daya baterai yang artinya suatu saat akan habis dan tidak bisa digunakan selain harus di beri daya ulang, hal tersebut membuat saya berfikir bahwa cara ‘aplikasi’ dapat diterapkan dengan metode yang berbeda. Metode tersebut adalah membuat catatan kecil pada buku kecil—yang saya beri nama buku pohon—yang mudah di bawa kemana-mana, yang menuliskan masing-masing jenis pohon yaitu nama lokal, nama ilmiah, famili, dan ciri khusus. Metode ini memang sedikit rumit dan perlu usaha untuk membuatnya, tetapi dapat menghilangkan kekurangan dari metode aplikasi. Kedua, mahasiswa setiap bertemu dengan suatu jenis pohon—ika pada waktu yang tidak sibuk—harus mengidentifikasi jenis pohon tersebut dengan mengingat ciri khusus yang sudah di hapal, ataupun dapat membuat buku pohon yang sudah di buat.

Sebenernya buku pohon yang saya anjurkan untuk memudahkan mengenali dan mengingat berbagai jenis pohon tidak harus dibuat secara manual per individu. Karena dengan tekhnologi yang sudah canggih saat ini, buku pohon dapat di buat secara digital dengan mencetaknya dan mempublikasikannya secara global bahkan internasional. Buku pohon ini ibarat saudara kembar dari aplikasi biodiversitas UGM. Mereka saling menutup kekurangan dari kelebihan masing-masing.

Dari yang sudah dijelaskan tentang berbagai macam strategi untuk mengenali dan mengingat jenis pohon, diharapkan semua mahasiswa atau masyarakat umum dapat menghapal berbagai jenis pohon dengan mudah.

 

 

HUTAN MANGROVE

hutan-mangrove

Hutan mangrove adalah ekosistem hutan daerah pantai yang terdiri dari kelompok pepohonan yang bisa hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi. Salah satu ciri tanaman mangrove memiliki akar yang menyembul ke permukaan. Penampakan mangrove seperti hamparan semak belukar yang memisahkan daratan dengan laut.

Kata mangrove berasal dari kata mangue (bahasa Portugis) yang berarti tumbuhan, dengan grove(bahasa Inggris) yang berarti belukar. Sementara itu dalam literatur lain disebutkan bahwa istilah mangrove berasal dari kata mangi-mangi (bahasa Melayu Kuno).

Hutan mangrove adalah suatu kelompok jenis tumbuhan berkayu yang tumbuh disepanjang garis pantai tropis dan subtropis yang terlindung dan memiliki semacam bentuk lahan pantai dengan tipe tanah anaerob.

Istilah mangrove sering kali dianggap sama dengan bakau. Padahal di beberapa literatur kedua istilah tersebut merujuk pada hal yang berbeda. Bakau merupakan istilah bahasa Indonesia dan juga Malaysia yang mengacu pada sekelompok tanaman yang berasal dari genus Rhizophora. Contohnya Rhizophora apiculataRhizophora mucronataRhizophora stylosa, dan lain-lain.

Sedangkan mangrove mengacu pada semua jenis tanaman yang tumbuh di sekitar garis pantai dan bisa hidup di lingkungan yang bersalinitas tinggi. Termasuk di dalamnya berabagai jenis pohon bakau. Jadi di sini cukup jelas perbedaannya, bakau termasuk ke dalam salah satu jenis mangrove. Lihat juga artikel mengenai pohon bakau.

Hutan mangrove tersebar di 123 negara yang memiliki iklim tropis dan sub tropis. Biasanya mangrove menyukai arus laut hangat sepanjang garis khatulistiwa, 20° ke utara dan selatan. Terkadang ditemukan hingga lintang 32° ke Utara dan Selatan. Tanaman mangrove sensitif terhadap suhu dibawah nol. Hutan mangrove tersebar mulai dari benua Amerika, Afrika, Asia hingga ke Australia.

Terhitung sejak 1980-an dunia telah kehilangan hutan mangrove sebesar 3,6 juta hektar, atau sekitar 20%. Hingga tahun 2005  luas mangrove sebesar 15,2 juta hektar. Luas ini sekitar 1% dari total luas hutan tropis. Dari tahun ke tahun luasannya mengalami penyusutan sekitar 1%.

Terhitung sejak periode 2000-2005 laju penurunannya melambat menjadi sekitar 0,66% per tahun. Penyebab utama hilangnya mangrove adalah konversi lahan untuk pertanian, permukiman dan infrastruktur pariwisata.

Meski wilayah sebaran hutan mangrove cukup luas, hanya mangrove tropis yang memiliki densitas spesies tinggi. Lebih dari sepertiga luasan mangrove tropis ada di Asia Tenggara. Dari jumlah itu yang masuk wilayah Indonesia mencapai lebih dari 80%. Sehingga Indonesia menjadi negara dengan hutan mangrove terluas.

Hutan mangrove memiliki peran ekologis yang besar bagi kehidupan manusia. Telah berabad-abad lamanya dijadikan tumpuan jutaan orang yang hidup di pesisir. Hutan ini memiliki banyak fungsi mulai dari penyedia sumber makanan, bahan baku industri, mencegah banjir, mencegah erosi, hingga fungsi rekreasi. Berikut ini beberapa fungsi utama hutan mangrove.

Mangrove tumbuh disepanjang garis pantai seakan-akan memisahkan antara lautan dan daratan. Keberadaan mangrove menghambat gelombang dan angin yang datang dari arah laut agar tidak langsung membentur daratan. Di daerah-daerah yang memiliki tutupan mangrove hampir tidak ditemukan aberasi parah. Bahkan di daerah-daerah tertentu keberadaan mangrove melindungi pemukiman, pertanian dan fasilitas lain yang terdapat dibelakangnya. Pada tahun 1993 saat terjadi tsunami, dusun Tongke-tongke dan Pangasa di Sinjai, Sulawesi Selatan, terhindar dari gelombang pasang. Kedua dusun itu memiliki tutupan mangrove yang tebal. Kontras dengan dusun-dusun disekitarnya yang mengalami kerusakan cukup parah karena tidak memiliki mangrove.

Vegetasi mangrove mempunyai kemampuan untuk memerangkap sedimen lumpur yang di bawa dari arah daratan. Akar-akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat lumpur, sehingga terjadi konsolidasi sedimen di hutan mangrove. Sifat memerangkap sedimen ini dihubungkan dengan kemampuan hutan mangrove untuk menciptakan daratan baru. Pertumbuhan hutan mengrove yang terus merangsek ke laut disinyalir bisa menambah luas daratan, meski hal ini masih diperdebatkan.

Beberapa jenis mangrove mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap salinitas air laut. Salah satunya dengan kelenjar khusus pada daun yang dapat mengeluarkan garam. Lapisan mangrove paling depan (mengarah ke laut) biasanya mempunyai kemampuan beradaptasi dengan salinitas tinggi. Semakin ke belakang areal mangrove semakin tawar. Dengan adanya kemampuan ini, hutan mangrove dipercaya bisa mencegah intrusi air laut.

Sudah diketahui sejak lama bahwa hutan mangrove merupakan tempat berkembang biak ikan, udang, kepiting, moluska dan hewan-hewan lainnya. Keberadaan mangrove berkorelasi positif dengan produksi perikanan setempat. Ikan-ikan bernilai komersial tinggi banyak yang mengandalkan mangrove sebagai tempat regenerasi. Sebagai contoh, menurunnya produksi ikan di Bagan Siapi-api disebabkan oleh rusaknya habitat mangrove. Padahal di era perang dunia II daerah ini merupakan penghasil ikan utama dunia. Selain sumber makanan, mangrove juga diambil kayunya untuk bahan bangunan dan industri. Konon pulp yang diambil dari kayu mangrove merupakan bahan untuk kertas premium. Kayu bakar dari mangrove juga terkenal bermutu tinggi. Selain itu, mangrove dimanfaatkan untuk diambil tanin-nya.

Hutan mangrove merupakan sumber plasma nutfah dan keanekaragaman hayati. Selain ikan, hutan ini menjadi habitat hidup berbagai satwa mulai yang umum hingga satwa langka. Mulai dari jenis-jenis burung hingga primata.

Hutan mangrove menjadi habitat berbagai jenis fauna, mulai dari satwa air hingga primata. Ekosistem mangrove menjadi tempat berkembang biak berbagai satwa air seperti ikan, udang-udangan, kepiting dan moluska. Beberapa jenis burung air juga memilih tempat ini untuk berkembang biak. Selain itu mangrove menjadi tempat mencari makan sejumlah satwa liar seperti reptil dan mamalia. Berikut ini jenis-jenis satwa yang sering dijumpai di hutan mangrove: Ikan, kepiting, moluska, udang-udangan, serangga, reptile, amphibia, burung, mamalia.

Di Indonesia mangrove tumbuh di atas tanah lumpur aluvial di daerah pantai atau muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Jenis-jenis mangrove yang tumbuh di Indonesia antara lain Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras, Scyphyphora dan Nypa.

 

 Beberapa contoh jenis-jenis hutan mangrove yang tumbuh di Indonesia

  1. Avicennia alba (Famili Avicenniaceae)

    aivecinnia

Deskripsi : Belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian mencapai 25 m. Kumpulan pohon membentuk sistem perakaran horizontal dan akar nafas yang rumit. Akar nafas biasanya tipis, berbentuk jari (atau seperti asparagus) yang ditutupi oleh lentisel. Kulit kayu luar berwarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil, sementara yang lain kadangkadang memiliki permukaan yang halus. Pada bagian batang yang tua, kadangkadang ditemukan serbuk tipis.
Daun : Permukaan halus, bagian atas hijau mengkilat, bawahnya pucat. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: lanset (seperti daun akasia) kadang elips. Ujung: meruncing. Ukuran: 16 x 5 cm.
Bunga : Seperti trisula dengan gerombolan bunga (kuning) hampir di sepanjang ruas tandan. Letak: di ujung/pada tangkai bunga. Formasi: bulir (ada 10-30 bunga per tandan). Daun Mahkota: 4, kuning cerah, 3-4 mm. Kelopak Bunga: 5. Benang sari: 4.
Buah : Seperti kerucut/cabe/mente. Hijau muda kekuningan. Ukuran: 4 x 2 cm.

 

  1. Sonneratia alba (Famili Sonneratiaceae)

    sonneratia

Deskripsi : Pohon selalu hijau, tumbuh tersebar, ketinggian kadang-kadang hingga 15 m. Kulit kayu berwarna putih tua hingga coklat, dengan celah longitudinal yang halus. Akar berbentuk kabel di bawah tanah dan muncul kepermukaan sebagai akar nafas yang berbentuk kerucut tumpul dan tingginya mencapai 25 cm.
Daun : Daun berkulit, memiliki kelenjar yang tidak berkembang pada bagian pangkal gagang daun. Gagang daun panjangnya 6-15 mm. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: bulat telur terbalik. Ujung: membundar. Ukuran: 5-12,5 x 3-9 cm.
Bunga : Biseksual; gagang bunga tumpul panjangnya 1 cm. Letak: di ujung atau pada cabang kecil. Formasi: soliter-kelompok (1-3 bunga per kelompok). Daun mahkota: putih, mudah rontok. Kelopak bunga: 6-8; berkulit, bagian luar hijau, di dalam kemerahan. Seperti lonceng, panjangnya 2-2,5 cm. Benang sari: banyak, ujungnya putih dan pangkalnya kuning, mudah rontok.
Buah : Seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga. Buah mengandung banyak biji (150-200 biji) dan tidak akan membuka pada saat telah matang. Ukuran: buah: diameter 3,5-4,5 cm.

 

  1. Rhizophora apiculata (Famili Rhizophoraceae)

    rhizophora

Deskripsi : Pohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter batang mencapai 50 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah.
Daun : Berkulit, warna hijau tua dengan hijau muda pada bagian tengah dan kemerahan di bagian bawah. Gagang daun panjangnya 17-35 mm dan warnanya kemerahan. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips menyempit. Ujung: meruncing. Ukuran: 7-19 x 3,5-8 cm.
Bunga : Biseksual, kepala bunga kekuningan yang terletak pada gagang berukuran <14 mm. Letak: Di ketiak daun. Formasi: kelompok (2 bunga per kelompok). Daun mahkota: 4; kuning-putih, tidak ada rambut, panjangnya 9-11 mm. Kelopak bunga: 4; kuning kecoklatan, melengkung. Benang sari: 11-12; tak bertangkai.
Buah : Buah kasar berbentuk bulat memanjang hingga seperti buah pir, warna coklat, panjang 2-3,5 cm, berisi satu biji fertil. Hipokotil silindris, berbintil, berwarna hijau jingga. Leher kotilodon berwarna merah jika sudah matang. Ukuran: Hipokotil panjang 18-38 cm dan diameter 1-2 cm.

 

  1. Barringtonia asiatica (Famili Lecythidceae)

    barringtonia

Deskripsi : Pohon berukuran kecil hingga sedang dengan ketinggian 7-20 (-30) m dan diameter 25-100 cm. Mahkota pohon berdaun besar dan rimbun. Kulit kayu abu-abu agak merah muda dan halus. Ranting tebal.
Daun : Berwarna hijau tua, agak tebal, berkulit dan urat daun nampak jelas. Ketika masih muda daun berwarna agak merah muda, ketika tua berwarna kuning atau merah muda pucat. Unit & Letak: sederhana dan bersilangan. Bentuk: bulat telur terbalik. Ujung: agak membundar, tumpul. Ukuran: 15-45 x 9-20 cm.
Bunga : Menggantung, berukuran sangat besar, diameternya sampai 10 cm dan harum. Formasi: bergerombol, menggantung seperti payung. Daun mahkota: 4, putih dan kuning. Kelopak bunga: berwarna putih kehijauan. Benangsari: banyak dan panjang, warnanya merah di bagian ujung dan putih di dekat pangkal.
Buah : Besar, permukaan halus dan berbentuk tetrahedral/piramid seperti buah delima. Buah berwarna hijau (kadang tersamar oleh warna daunnya) lalu berubah menjadi cokelat. Berisi satu biji berukuran besar. Ukuran: diameter buah 10- 15 cm.

 

  1. Ceriops decandra (Famili Rhizophoraceae)

    ceriops

Deskripsi : Pohon atau semak kecil dengan ketinggian hingga 15 m. Kulit kayu berwarna coklat, jarang berwarna abu-abu atau putih kotor, permukaan halus, rapuh dan menggelembung di bagian pangkal.
Daun : Daun hijau mengkilap. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elipsbulat memanjang. Ujung: membundar. Ukuran: 3-10 x 1-4,5 cm.
Bunga : Bunga mengelompok, menempel dengan gagang yang pendek, tebal dan bertakik. Letak: di ketiak daun. Formasi: kelompok (2-4 bunga per kelompok). Daun mahkota: 5; putih dan kecoklatan jika tua, panjang 2,5-4mm. Kadang berambut halus pada tepinya. Kelopak bunga: 5; warna hijau, ada lentisel dan berbintil. Benang sari: tangkai benang sari pendek, sama atau lebih pendek dari kepala sari.
Buah : Hipokotil berbentuk silinder, ujungnya menggelembung tajam dan berbintil, warna hijau hingga coklat. Leher kotilodon jadi merah tua jika sudah matang/ dewasa. Ukuran: Hipokotil: panjang 15 cm dan diameter 8-12 mm.

 

  1. Lumnitzera littorea (Famili Combretaceae)

    lumnitzera

Deskripsi : Pohon selalu hijau dan tumbuh tersebar, ketinggian pohon dapat mencapai 25 m, meskipun pada umumnya lebih rendah. Akar nafas berbentuk lutut, berwarna coklat tua dan kulit kayu memiliki celah/retakan membujur (longitudinal).
Daun : Daun agak tebal berdaging, keras/kaku, dan berumpun pada ujung dahan. Panjang tangkai daun mencapai 5 mm. Unit & Letak: sederhana, bersilangan. Bentuk: bulat telur terbalik. Ujung: membundar. Ukuran: 2-8 x 1-2,5 cm.
Bunga : Bunga biseksual, berwarna merah cerah, harum, dan dipenuhi oleh nektar. Panjang tangkai bunga mencapai 3 mm, tandan 2-3 cm. Memiliki dua buah pinak daun berbentuk bulat telur dan berukuran 1 mm pada bagian pangkalnya. Letak: di ujung. Formasi: bulir. Daun mahkota: 5; merah, 4-6 x 1,5-2 mm. Kelopak bunga: 5; hijau 1 x-12 mm. Benang sari: <10; Panjang benang sari dua kali ukuran daun mahkota.
Buah : Buah berbentuk seperti pot/jambangan tempat bunga/elips, berwarna hijau keunguan, agak keras dan bertulang. Ukuran: panjang 9-20mm; Diameter 4-5 mm.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://jurnalbumi.com/hutan-mangrove/http://www.wetlands.or.id/mangrove/mangrove_species.php?id=11http://www.wetlands.or.id/mangrove/mangrove_species.php?id=36http://www.wetlands.or.id/mangrove/mangrove_species.php?id=41http://www.wetlands.or.id/mangrove/mangrove_species.php?id=48http://www.wetlands.or.id/mangrove/mangrove_species.php?id=31http://www.wetlands.or.id/mangrove/mangrove_species.php?id=24

February 23

Review Jurnal, Tugas Dasar-Dasar konservasi SDH

  1. Latar Belakang

Konservasi sebagai aktivitas yang merupakan wujud dari paham Utilitarian Conservation salah satunya adalah konservasi air. Upaya dalam konservasi air salah satunya di lakukan di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, dimana air tanah merupakan sumber air utama dalam memenuhi suplai air bersih kawasan tersebut. Pengelola air baku dari air tanah di Kabupaten Boyolali yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang mengambil sumber air dari Mata Air Tlatar, Kawasan Wisata Pengging Desa Dukuh, dan Desa Bendan di Kecamatan Banyudono. Namun beberapa tahun belakangan ini, penduduk yang memanfaatkan sumber-sumber tersebut mengeluh bahwa sumber-sumber tersebut mengalami penurunan debit dari tahun ke tahun.

 

  1. Permasalahan

Permasalahan yang terjadi di Kawasan Konservasi Air Kabupaten Boyolali, yaitu penurunan debit mata air yang diduga terkait dengan kerusakan lingkungan pada recharge area yang dirasakan semakin meningkat, yaitu yang terletak di lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Permasalahan lain yaitu terkait tata guna yang dominan dengan adanya penambangan pasir di beberapa wilayah dan perubahan pola tanam masyarakat.

 

  • Pembahasan

Paham konservasi yang digunakan pada pembahasan ini adalah utilitarian conservation, yang meliputi konservasi air dan konservasi tanah. Konservasi air yang dilakukan pada pembahasan ini yaitu melalui konservasi terhadap recharge area yang terdapat di Kabupaten Boyolali. Sedangkan konservasi tanah yang dilakukan pada pembahasan ini yaitu melalui tata guna lahan yang sesuai sehingga tidak merusak atau mempengaruhi recharge area di daerah tersebut.

Menurut Danaryanto, dkk (2005), Konservasi tanah adalah upaya melindungi dan memelihara keberadaan, kondisi dan lingkungan air tanah guna mempertahankan kelestarian atau kesinambungan ketersediaan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, demi kelangsungan fungsi dan kemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik waktu sekarang maupun pada generasi yang akan datang.

Konservasi air tanah ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan, daya dukung, dan fungsi air tanah, dan dilaksanakan berdasarkan rencana pengelolaan air tanah. Dimana rencana pengelolaan air tanah disusun secara terkoordinasi dengan rencana pengelolaan sumber daya air yang berbasis wilayah sungai dan menjadi dasar dalam penyusunan program pengelolaan air tanah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konservasi air tanah tidak dapat dipisahkan dari konservasi air permukaan (Riastika, 2012).

Permasalahan penurunan debit mata air diduga sangat terkait dengan kerusakan lingkungan pada recharge area yang dirasakan semakin meningkat. Daerah dengan jurang-jurang yang dalam serta sungai musiman merupakan salah satu ciri dari recharge area. Kerusakan recharge area disebabkan oleh perubahan fungsi lahan, dan penambangan pasir liar yang mengakibatkan kerusakan tanah dan peningkatan erosi dan sedimentasi.

Recharge area adalah daerah yang menyediakan sarana utama untuk pengisian air tanah, recharge area alami yang baik adalah daerah dimana air permukaan mampu meresap menjadi air tanah. Jika daerah resapan berhenti berfungsi dengan baik, mungkin tidak ada air tanah yang cukup untuk disimpan dan digunakan (Riastika, 2012).

Pada dasarnya konservasi air tanah tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan volume air tanah, tetapi juga meningkatkan konservasi air permukaan. Efisiensi penggunaannya sekaligus mengurangi run off air permukaan yang diharapkan dapat meresap ke tanah dan dapat menjadi air tanah.

Permasalahan terkait tata guna yang dominan juga mempengaruhi kerusakan lingkungan pada recharge area dengan adanya penambangan pasir di beberapa wilayah dan perubahan pola tanam masyarakat. Penambangan pasir menyebabkan turunnya muka air tanah, sedangkan perubahan pola tanam menyebabkan erosi dan peningkatan run off.

Etika lingkungan yang dipengang erat oleh masyarakat Boyolali yaitu budaya agraris pada sektor pertanian tanaman pangan dan peternakan. Akan tetapi, etika lingkungan tersebut sudah mulai bergeser karena sebagian masyarakat sudah beralih hidup menjadi usaha/kegiatan pengambilan pasir di sekitar tempat tinggal. Sebagai contoh, banyak masyarakat Cepogo yang tidak mau mengolah tanahnya dengan cara terasering. Hampir sebagian besar warga bercocok tanam dengan cara memotong kontur, tidak sejajar dengan kontur. Alasan mereka enggan untuk menanam dengan cara terasering adalah karena malu ditertawakan warga yang lain bila masih menanam dengan cara terasering. Pola fikir masyarakat tersebut merupakan kendala yang dominan pada kegiatan konservasi di daerah imbuhan (recharge area) karena kebanyakan mereka hanya berorientasi pasa kebutuhan sesaat.

 

  1. Kesimpulan

Upaya yang dilakukan yaitu untuk mengatasi permasalahan di Kabupaten Boyolali yaitu melalui kegiatan-kegiatan konservasi. Kegiatan-kegiatan konservasi yang dapat dilakukan yaitu : pengelolaan air tanah yang baik yang dapat dilakukan untuk memperbesar pengisian air tanah di daerah imbuhan sekaligus mengurangi permasalahan lingkungan di daerah tersebut, memastikan bahwa lahan yang sesuai untuk recharge area harus terus dipertahankan dan tidak diubah menjadi infrastruktur perkotaan, mencegah polutan memasuki air tanah, mengubah pola bercocok tanam masyarakat dengan tidak lagi memotong kontur, dan meminimalisirkan kegiatan pengambilan pasir di sekitar tempat tinggal masyarakat.

 

  1. Daftar Pustaka

Danaryanto H., Djaendi, Hadipuwo Satriyo, Tirtomihajo Haryadi, Setiadi Hendri,

Wirakusumah A. Djumarma, Siagian Yousana OP., 2005. Air tanah di Indonesia dan Pengelolaaannya. Editor Hadi Darmawan Said, Dit Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan, Ditjen Geologi Dan Sumber Daya Mineral, Dep. Energi dan Sumber Daya Mineral.

Riastika, M. 2012. Pengelolaan Air Tanah Berbasis Konservasi di Recharge Area

Boyolali (Studi Kasus Recharge Area Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah). Jurnal Ilmu Lingkungan. Volume 9, Issue 2: 86-97.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

February 23

Puisi “Gone”

GONE

Di tempat dimana, kenangan tersimpan

Bahkan dalam kehangatan yang tersisa di ujung jariku

Kau berada disana, ada disana

Aroma mu… Wajah mu

 

Tolong lihat aku… lihat aku… lihat aku

Aku merasa, aku merasa kau, aku merasa kau spesial

Aku mencoba menyerupai cara kau berbicara…cara kau tersenyum

Aku mencoba untuk seperti mu

 

Di tempat kita bersama

Pada saat itu aku mulai menyerupaimu

Aku merasa begitu senang menjadi sepertimu

Tapi aku seperti itu karna kau tak ada, kau tak disini

 

Pada waktu itu kita berjalan bersama

Bersama-sama membuat hal indah

Di tempat-tempat dimana kenangan itu berada

 

Aku berdiri disini karena aku sangat merindukanmu

Coba lihat aku…. Lihat aku…. Lihat aku

Aku merasa, aku merasa kau, aku merasa kau seperti akan menghilang

February 23

Sintia Asih CV

Halo semuanyaa….

Setelah sekian lama akhirnya aku memutuskan update.

Kali ini aku mau nunjukkin CV aku nih, mungkin aja dari kalian ada yang perlu contoh atau referensi CV. Aku gatau kalau CV ku bagus atau kurang, tapi aku mau coba share aja.

 

Thank you, see you next time !

September 29

Seminar “Mahasiswa Bukan Rata-Rata” pada UGM EXPO 2016.

Nama : Sintia Asih Murni

NIM : 16/398372/KT/08367

Dosen Pembimbing : Atus Syahbudin  (http://atus.staff.ugm.ac.id/ )

Tugas : Tugas 2 (Merangkum seminar pada UGM EXPO 2016 tanggal 23 September 2016) ,

kelas C, Fakultas Kehutanan UGM.


UGM mengadakan UGM Expo 2016 dari 20-25 September 2016. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian Dies Natalis UGM ke-67. Ketua panitia UGM Expo, Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc., mengatakan UGM EXPO dirancang sebagai proses knowledge sharing sehingga seluruh unit yang ada di UGM dapat menampilkan hasil karya cipta di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. UGM Expo 2016 yang mengangkat tema Inovasi Membumi Untuk Negeri ini akan berlangsung dari jam 09.00-17.00 WIB. Dengan mengambil tema tersebut diharapkan hasil karya cipta UGM terbaru dapat terhilirisasi dengan baik sehingga mampu meningkatkan daya saing bangsa dan negara.

Kegiatan UGM EXPO 2016  merupakan kegiatan expo berbasis tema  yang mewakili keberagaman pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Stand dalam zonasi di desain agar aktivitas didalamnya bisa bersifat atraktif dan melibatkan pengunjung. Zonasi tersebut meliputi :

  • Zona Science dan Techno Park
  • Zona Energi
  • Zona Kesehatan
  • Zona Kedaulatan Pangan
  • Zona Kemaritiman
  • Zona Good Governance
  • Zona Sosial Budaya Nusantara
  • Zona Bencana danLingkungan
  • Zona Unit Penunjang Universitas
  • Zona Market Place

Selain kegiatan dan pameran produk-produk hasil research, dalam UGM EXPO 2016 juga mengagendakan kegiatan bersifat ilmiah, edukasi, pelatihan, permainan serta bersifat hiburan dan olahraga dengan sasaran :

    • Masyarakat Umum,  Pelajar dan Mahasiswa
    • Dosen dan Praktisi Pendidikan
    • Dunia Industri/Swasta
    • Lembaga/Instansi Pemerintah
    • Pihak-pihak yang tertarik dengan dunia pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Pada UGM EXPO 2016 tanggal 23 September, terdapat seminar di panggung utama acara yang mengangkat tema “Mahasiswa Bukan Rata-Rata”. Pada seminar ini dihadirkan lima pembicara, yaitu :

  1. Wikan Sakarinto Ph.D. (Dekan Bidang Akademik Kemahasiswaan Vokasi UGM),
  2. Rehan Abdullah Salam, STP (Owner Chockles),
  3. Atus syahbudin,Ph.D. ( Dosen Fakultas Kehutanan UGM ),
  4. Yusuf Fajar Pratama (Mahasiswa atlet berprestasi, Persinas ASAD),
  5. Mukhamat Ali Zaenal Abidin (Ketua umum BEM KM UGM).

Berikut adalah review dari seminar tersebut yang sudah saya rangkum :

Pembicara 1. Wikan Sakarinto Ph.D. (Dekan Bidang Akademik Kemahasiswaan Vokasi UGM)

Mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang memiliki twenty first century competent atau kompetensi abad 21. Ada 5 kompetensi di abad ke-21, yaitu :

  1. Critical thinking

Baru bisa dimiliki jika banyak membaca dan memiliki knowledge ; bisa di dapat dari kuliah, internet, atau dari mana saja. Untuk memiliki critical thinking yang bijak maka harus menjadi manusia baik. IPK sangat penting untuk critical thinking, tapi kalau hanya IPK saja maka anda hanya layak untuk di telepon untuk wawancara kerja. Tapi kalau memiliki critical thinking tanpa memahami, maka itu tidak masuk akal.

  1. Komunikasi

Dengan berkomunikasi maka kit mudah mendapat jaringan dan kerja sama. Komunikasi ini dapat dijadikan jalan untuk memulai jalinan persaudaraan ataupun saling bantu karena membutuhkan. Komunikasi akan menjadi cara untuk menghadapi dunia yang sesungguhnya.

  1. Inovasi

Kalau menjadi mahasiswa yang mencari IPK saja, maka inovasi tidak ada gunanya. Untuk dari itu untuk berinovasi, kita memerlukan tujuan yang lebih luas.

  1. Reward
  2. IT Literacy

Kelima hal tersebut adalah karakter yang jika memiliki hal tersebut, itu menjadikan layak mahasiswa lulus kerja.

Pembicara 2. Rehan Abdullah Salam, STP (Owner Chockles).

Kunci mahasiswa untuk menjadi seorang pengusaha adalah inovasi. Kita harus berinovasi untuk mengembangkan hal-hal baru agar tidak kalah dengan perkembangan zaman. Niat juga penting adanya. Tetapi niat tersebut harus diiringi oleh kerja keras. Selama berusaha jangan pernah cepat merasa puas, teruslah bermimpi karena itu penting, tetapi ingat bahwa mimpi itu harus bersegmen seperti anak tangga, semakin meningkat dan meningkat sesuai tahapan yang harus dijalani. Janganlah meremehkan orang-orang yang terlihat remeh karena belum tentu orang yang diremehkan itu selalu berada di bawah kita, bisa jadi diam-diam orang tersebut menyimpan suatu hal luar bisa yang tidak kita ketahui. Ingatlah, “Mau jadi benalu, malu karena minta melulu”.

Pembicara 3. Atus syahbudin,Ph.D. ( Dosen, Reviewer Beasiswa LPDP)

Sebagai mahasiswa tidak boleh gengsi, tidak mengabaikan softskill karena itu sangat penting adanya, dan selalu berjuang untuk meraih cita-cita. Rata-rata mahasiswa meingingkan beasiswa, dan mahasiswa yang mendapat beasiswa adalah orang yang berkarakter bagus. Untuk memperoleh beasiswa ada syarat-syarat yang berlaku dan harus dipenuhi, dan secara tidak langsung melalui syarat tersebut memacu utuk lebih giat belajar agar mendapatkan nilai yang baik sesuai salah satu syarat beasiswa yang sering berlaku. Untuk mendapatkan beasiswa kita harus mencicil IPK tinggi, kemampuan bahasa inggris yang baik, berorganisasi, dan lain-lain. Cara mencicil tersebut bisa kita ubah menjadi sebuah rekam jejak. Rekam jejak dibuat mulai dari sekarang sesuai dengan kesenangan kita dan dengan hal itu tujuan kita untuk mendapatkan beasiswa menjadi terarah.

Pembicara 4. Yusuf Fajar Pratama (Mahasiswa atlet berprestasi, Persinas ASAD)

Setiap pribadi memiliki minat dan bakat. Bakat adalah suatu potensi yang harus dilatih dan merupakan keistimewaan dari lahir yang tidak dapat tersalurkan dengan baik apabila tanpa minat. Sedangkan minat adalah referensi kesukaan terhadap sesuatu dan sifatnya bisa dibangun dari awal. Apabila tidak memiliki bakat, maka mulai ciptakanlah minat. Prestasi adalah salah satu contoh hasil interaksi antara minat dan bakat yang didukung oleh lingkungan. Mulailah dengan apa yang kita sukai, jangan lelah untuk berlatih, mempunyai inovasi, goal, dan motivasi dan bersikap santun.

Pembicara 5. Mukhamat Ali Zaenal Abidin (Ketua umum BEM KM UGM)

Untuk menjadi orang diatas rata-rata butuh perjuangan dan mimpi. Menurut Mahatma Gandhi, Mimpi bukanlah yang kita lihat saat tidur, tetapi mimpi adalah adalah sesuatu yang membuat kita tidak bisa tidur karena kita selalu dibuat berusaha untuk meraihnya. Ingatlah mimpi dan motivasi agar kita melalukan sesuatu dengan optimal. Motivasi terbesar adalah ketika kita punya tujuan dan motivasi yang jelas. Setiap mahasiswa bukan rata-rata adalah mahasiswa yang pandai mengatur waktu agar bisa termafaatkan dengan baik dan optimal. Organisasi mengajarkan kita belajar tentang bagaimana hidup dan dimana kita bertemu banyak orang dengan berbagai macam jalan pikiran, dengan berorganisai kita belajar bagaimana kehidupan kelak setelah lulus kuliah. Kita harus mengasah pola pikir kita dengan membaca buku dan bergaul dengan orang yang kita temua. Seperti analogi huruf T, garis vertical yang berarti sisi keilmuan dan garis horizontal yang berarti sesuatu yang mesti dipelajari.


Dengan mengikuti seminar “Mahasiswa bukan rata-rata” yang diadakan oleh UGM EXPO 2016, saya menjadi pribadi yang lebih memahami cara efektif untuk menjadi seseorang yang berhasil di masa depan. Seperti mendapatkan pelajaran tanpa harus melakukan suatu kesalahan. Saya juga lebih mengerti dan memahami bagaimana permasalahan seorang mahasiswa dapat mudah diatasi. Dengan adanya perubahan lingkungan dari masa SMA ke masa perkuliahan, banyak permasalahan yang dihadapi oleh mehasiswa baru, dan seminar ini salah satu cara efektif yang dapat digunakan sebagai sebuah ‘nasihat’. Terima kasih untuk kelima pembicara yang telah memberikan manfaat tak terhingga. Semoga apa yang disampaikan dapat berguna untuk kehidupan di masa sekarang dan masa depan.

September 23

Morfologi Organ Vegetatif (Daun)

Nama : Sintia Asih Murni

NIM : 16/398372/KT/08367

Dosen Pembimbing : Atus Syahbudin  (http://atus.staff.ugm.ac.id/ )

Tugas : Tugas 1 Fitogeografi, kelas C, Fakultas Kehutanan UGM


A. PERBEDAAN DAUN BERGIGI DAN DAUN BERGERIGI

 

Sering kali orang memiliki pendapat bahwa daun bergigi sama dengan daun bergerigi. Banyak faktor yang menyebabkan pendapat tersebut. Sebagian besar karena belum mengetahui perbedaan yang jelas antara daun bergigi dan daun bergerigi. Saya memposting tulisan ini untuk menjawab dan menerangkan hal tersebut.

p_indica3

Daun bergigi (dentatus) atau bisa disebut dentatus daun tepinya memiliki tipe seperti memiliki sinus yang tumpul tapi angulusnya lancip, seperti daun beluntas (Pluchea indica Less).

 

 

 

 

 

bergerigiDaun bergerigi (serratus) adalah daun dengan tipe memiliki bentuk sinusdan angulus yang sama-sama lancip seperti daun Lantana (Lantana camara L) dan kumis kucing (Orthosiphon spicatus) 

 

 

 

 

 

 

 

 

B. PERBEDAAN DAUN DUDUK BERKARANG DENGAN DAUN DUDUK BERKARANG SEMU

 

a Bila terdapat tiga atau lebih daun muda pada setiap buku (nodus), maka duduk daun dikatakan berkarang (whorld/verticillata). Pada duduk daun seperti ini daun-daun yang berada dalam dua karangan berurutan masing-masing dapat sejajar, dapat pula tidak. Bila daun dari dua karangan letaknya tidak sejajar, maka apabila dilihat dari atas akan tampak deretan daun sebanyak dua kali jumlah daun pada setiap bukunya .

 

 

Akan tetapi, bila daun dari dua karangan letaknya sejajar, maka jumlah deretan daun bila dilihat dari atas sama dengan jumlah daun pada setiap bukunya

 

b

Pada beberapa tumbuhan yang memiliki satu daun pada setiap buku dengan pertumbuhan apeks batang yang ritmik, biasanya juga memperlihatkan sususnan daun yang berkarang. Namun demikian, dari satu daun ke daun berikutnya dalam satu karangan terdapat ruang antara (interspace). Untuk duduk daun seperti ini dapat digunakan istilah berkarang semu (pseudowhorld atau pseudoverticillata). Duduk daun seperti ini sebenarnya terjadi sebagai akibat perbedaan periode tumbuh. Ketika periode reda tumbuh, ruas yang dihasilkan sangat pendek sehingga buku-buku yang dihasilkan berada pada jarak yang berdempetan, tetapi ketika apeks memasuki periode pertumbuhan cepat ruas yang terbentuk sangat panjang (biasanya hanya menghasilkan satu atau beberapa ruas). Akibatnya, akan tampak kelompok-kelompok ruas yang sangat pendek dipisahkan oleh ruas yang sangat panjang. Daun-daun yang duduk pada buku dengan ruas yang pendek akan tampak seolah-olah berkarang.

 

C. PERBEDAAN DAUN TUNGGAL DAN DAUN MAJEMUK

c

 

 

 

 

 

 

 

d

 

 

 

 

 

 

 

DAUN MAJEMUK

Daun yang memiliki satu tangkai daun dengan lebih dari satu helaian daun yang duduk pada cabang-cabang ibu tangkai daun.

 

Ciri-ciri daun majemuk

  1. Anak daun muncul bersama-sama, sehingga bila gugur juga akan bersama-sama.
  1. Pada umumnya anak daun seumur dan ukurannya sama.
  1. Pertumbuhannya terbatas (tidak bertambah panjang, sehingga ujungnya tidak terdapat kuncup)
  1. Tidak terdapat kuncup/tunas di ketiak anak daun

 

DAUN TUNGGAL

Daun yang hanya memilki satu helaian pada satu tangkai daun.

 

Sifat/karakteristik daun tunggal

1. Bentuk/bangun daun

2. Ujung daun

3. Pangkal Daun

4. Tepi helaian daun

5. Pertulangan daun

6. Daging/ketebalan daun

7. Permukaan helaian daun